Senin, 10 Oktober 2011

Menulis Itu Mudah Dan Indah

Menyusun Tulisan
Judul : Cara Menulis Indah

Topik : Menulis Itu Mudah Dan Indah
Judul : Cara Menulis Indah
Tujuan Penelitian : Mengajak Orang Mengekpresikan Diri Dengan Menulis



Topik : Menulis Itu Mudah Dan Indah


menjadi penulis sebenarnya gampang-gampang susah. Gampangnya adalah karena kita cuman butuh tangan, hati dan otak. Susahnya adalah bahwa sering kita tidak bisa mengalirkan ide yang ada di otak, merasakannya lewat hati kemudian turun ke tangan lalu tertuang di atas kertas menjadi sebuah tulisan, entah di atas secarik kertas atau ke komputer kita. Kalaupun kita sudah bisa menuangkannya dalam bentuk tulisan terkadang tulisan kita terasa hambar, tidak bernyawa dan nggak enak dibaca.

Menjadi penulis itu memang tidak sama dengan menjadi wartawan. Kalau seorang jurnalis penulis berita, ia tidak bisa menggonta-ganti pakem-pakem penulisan baku yang sudah ada dan disetujui secara nasional di negeri kita ini. Lho, kok bisa? Ya iya! Karena pemberitaan berita itu mesti ada standard bakunya. Coba kita baca artikel-artikel di media massa modelnya sama semua. Kalaupun ada yang agak nyimpang, tidak banyak jumlahnya. Nah, menjadi penulis lepas, penulis kolom, penulis essay, ataupun menulis di Kompasiana itu lebih menarik. Kita bisa berimprovisasi dan menulis secara kreatif. Saya menyebutnya dengan Menulis Indah.

Apa itu menulis indah? Menulis dengan gaya khas yang membuat pembaca mau berlama-lama membaca apa yang menjadi ide atau buah pikiran kita. Pembaca menjadi suka dengan alur yang kita tulis. Gaya memang boleh berbeda, penyajian bisa berbeda, tapi kalau kita menulis dengan lugas apalagi diselingi lelucon atau humor yang mengena, tulisan kita pasti enak dibaca. Bicara soal suka misalnya, maka saya lebih suka membaca kolom yang ditulis oleh seorang wartawan dari pada apa yang ditulis dosen saya. Padahal katakanlah, topiknya sama. Tapi karena alur tulisan dan kemasannya lebih “enak” hasilnya setelah di olah oleh si wartawn terkenal itu. Jadi menulis indah itu tidak lebih adalah gaya, kemasan, cara dan metode kita menguraikan suatu topik, opini dan ide-ide kita ke dalam bentuk tulisan yang menyenangkan untuk dibaca.

Sebenarnya menulis indah itu memiliki 4 karakter dasar, sebut saja langkah awal

Tujuan Penelitian : Mengajak Orang Mengekpresikan Diri Dengan Menulis


Penulis itu harus pandai mengarang.
Artinya, supaya tulisan kita jadi enak dibaca, kita harus mengarang dan mengemasnya secara tepat. Contoh, ketika hendak menulis tentang suatu opini mengenai Tidak ada karangan yang membuat tulisan kita jadi indah dan bergigi. apa bedanya dengan media massa? Padahal yang hendak kita tulis adalah opini kita. Itu juga berlaku untuk essay, kolom dan sebagainya. Menulis opini yang tidak bergigi menjadikan opini kita “opini ompong”. Dalam menulis saya hanya butuh satu jam, tapi mengarang itu sepanjang hari. Kita bisa mulai mengarang apa yang akan kita tulis dari pagi sampai malam, kita mengarangnya dalam otak kita, melalui pikiran-pikiran kita. Setelah siap, baru kita tulis.

Menjadi penulis yang baik harus banyak membaca.
Artinya, semakin banyak informasi yang kita dapat maka semakin banyak bahan pendukung tulisan kita. Contoh, ketika Anda menulis tentang misalnya, “minum kopi itu sehat!” Nah, akan lebih menggugah pembaca apabila ada informasi menarik yang disertakan dalam tulisan Anda. Informasi itu didapat dengan seberapa rajin kita membaca.

Melek tanda baca dan penempatan kata.
Artinya, pembaca akan kesakitan matanya bahkan bisa sampai ngos-ngosan ketika mereka membaca tulisan yang satu alinea terdiri dari 15 kalimat tanpa satu koma atau titik pun. Hal berikut adalah menempatkan tanda baca pada tempatnya. Yang satu bertanya yang satunya lagi menuduh. Harus pada tempatnya. Kemudian penempatan kata atau pemakaian kata yang diulang-ulang dapat menurunkan “minat baca” terhadap tulisan kita

Jadilah tukang kritik dan tukang edit.
Artinya, kita harus menjadi tukang kritik untuk apa yang kita tulis. Lihatlah kurangnya dimana,! Tengoklah bocornya di mana, tambal! Periksalah rusaknya di mana, benahi! Semakin banyak tulisan Anda dikritisi dan diedit oleh Anda sendiri sebelum di-publish maka tulisan tersebut akan semakin baik dan bagus. Saya sering memberi istilah ketajaman tulisan yang menggelitik sebagai penulis.


Sebuah tulisan itu tidak akan hilang dan tentunya ilmu uang paling sangat berharga. Buku dimana-mana ada berkat tulisan tangan ini. Maka jika kita menulis itu akan mengasah sebuah kecerdasan otak kita. Menulis apa saja la, yang penting menulis. Hewan Gajah mati meninggalkan Gading, Manusia mati meninggalkan sebuah Karya tulisan. Menulis yuks

Tidak ada komentar:

Posting Komentar